Harga cangkang sawit ekspor

Bukan hanya minyak sawit tapi cangkang sawit juga termasuk salah satu komoditas unggul lho di Nusantara. Bahkan harga cangkang sawit ekspor terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Karena produk yang satu ini memang sedang diburu oleh sejumlah negara seperti salah satunya adalah Jepang. 

Selain Negeri Sakura, beberapa negara lain yang juga menjadi pembeli produk cangkang sawit dari Indonesia adalah India, Singapura, Thailand, dan Korea Selatan. Sejumlah negara ini mulai gencar menggunakan energi baru dan terbarukan yang salah satu bahannya adalah arang dari cangkang sawit.

Harga Cangkang Sawit di Pasar Nasional

Harga dasar dari cangkang sawit yang awalnya dianggap sebagai limbah dan sampah tak terpakai sebenarnya cukup terjangkau lho di pasar dalam negeri. Sebelum akhirnya harga cangkang sawit ekspor mengalami kenaikan ya. Berikut perubahan harganya dari tahun ke tahun:

  • Pada tahun 2019, harga per kilogram dari cangkang sawit berkisar dari Rp1.500 hingga Rp1.700. 
  • Kemudian pada tahun 2020, harganya sedikit naik menjadi Rp1.800 hingga Rp2.000 per kilo. Sedangkan untuk per ton dibanderol dengan kisaran harga Rp1,4 jutaan. 
  • Seiring dengan banyaknya permintaan di pasar, harganya kembali meroket nih pada tahun 2021 silam. Yakni sekitar Rp2.000 atau lebih per kilogram, sekitar Rp1.200.000 untuk 500 kg, dan sekitar Rp1.600.000 untuk 1 ton.

Informasi Harga Ekspor Terbaru

Menurut pernyataan dari Ketua Umum dari Asosiasi Pengusaha Cangkang Sawit Indonesia atau disingkat dengan ACAPSI, harga dari produk cangkang sawit ekspor pada tahun 2021 silam berkisar dari US$95 hingga US$105 per ton dalam keadaan free on board (FOB) alias tidak termasuk berat kemasan. 

Sedangkan untuk tahun 2022 ini harganya mengalami kenaikan menjadi sekitar 118 US$. Menurut Dikki Akhmar selaku ketua, harga cangkang sawit pada tahun ini adalah yang paling tinggi dalam sejarah ekspor sawit dari Indonesia lho. 

Faktor Harga Cangkang Kelapa Sawit.

Harga awal cangkang sawit yang sebenarnya cukup ramah anggaran menjadi lebih mahal dari sebelumnya terlebih ketika telah diekspor rupanya disebabkan oleh beberapa faktor seperti berikut ini: 

  1. Permintaan Pasar Naik

Salah satu alasan utama dari kenaikan harga cangkang sawit ekspor adalah adanya peningkatan penggunaan energi baru dan terbarukan. Sejumlah negara mulai membutuhkan banyak pasokan cangkang sawit untuk dijadikan arang.

Contohnya adalah negara Jepang yang membutuhkan sekitar 3,5 juta ton cangkang sawit. Bahkan untuk tahun 2022 ini volume tersebut diprediksi mengalami peningkatan menjadi 6,2 juta ton lho. 

Hal ini karena Jepang perlu mengejar target pemenuhan energi baru dan terbarukan sekitar 24% pada tahun 2020 silam. Kebijakan ini membuat Jepang membangun power plan dengan basis bio energi setiap tahunnya dan bahan bakunya termasuk cangkang sawit.

6,2 juta tadi baru permintaan dari Jepang saja, belum dari sejumlah negara lain yang telah disebutkan sebelumnya. Nah, sama seperti sejumlah komoditas pada umumnya, permintaan pasar yang tinggi akan membuat harga produk mengalami peningkatan drastis.

  1. PPn, Pajak, dan Pungutan

Besarnya pajak pungutan, PPn, dan bea cukai yang telah ditetapkan oleh pemerintah RI memberikan dampak yang besar juga nih pada kenaikan harga cangkang sawit tadi. Belum lagi pajak yang bisa berubah sepanjang tahunnya.

  1. Incoterms

Incoterms adalah istilah untuk menyebut kewajiban penjual dan pembeli dalam skala perdagangan internasional misalnya biaya pengantaran barang, kemasan, dan sebagainya. Semakin banyak kewajiban yang dibebankan oleh pembeli kepada penjual, maka harga dari produk akan mengalami peningkatan.

Harga cangkang sawit ekspor yang terus naik dari tahun ke tahun membuat sejumlah pengusaha menjadi tertarik nih untuk memulai berbisnis jual beli cangkang sawit. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai cangkang kelapa sawit, Anda bisa mengakses website kami atau klik di sini untuk terhubung langsung dengan tim kami.