Biogas dari limbah kelapa sawit

Kebutuhan listrik dari pabrik pengolahan sawit dan masyarakat di sekitarnya memang tergolong tinggi. Hal inilah yang mendasari pengembangan biogas dari limbah kelapa sawit. Ternyata, upaya tersebut berhasil sehingga tercetus Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBG) oleh produsen sawit.

Adapun keberhasilan tersebut mendapatkan apresiasi dari pemerintah karena bisa meningkatkan elektrifikasi. Biogas dari limbah tersebut tidak hanya menjadi pilihan ekonomis untuk pabrikan pengolahan sawit, melainkan juga masyarakat di sekitarnya.

Kandungan Limbah Kelapa Sawit untuk Biogas

Umumnya, limbah kelapa sawit yang dimanfaatkan menjadi biogas yaitu yang berbentuk cair dan kecoklatan. Limbah ini memiliki sebutan Palm Oil Mill Effluent atau disingkat POME. Cairan tersebut merupakan hasil padatan terlarut dan tersuspensi berupa residu minyak dan koloid. 

Kandungan COD dan BOD di dalamnya tergolong tinggi, yaitu 60.000ppm dan 27.000ppm. pH di dalamnya mencapai 3,6-4 sehingga termasuk asam yang terdiri dari 95% air dan 4-5% bahan larut serta tersuspensi (lemak, protein, selulosa).

POME kerap kali dianggap sebagai limbah yang mencemari lingkungan. Padahal jika diolah dengan teknik yang tepat bisa menghasilkan biogas. Pengolahan limbah tersebut harus dilakukan secara anaerobic agar bisa menjadi energi listrik untuk industri dan rumah tangga. 

 Manfaat

Beberapa tahun lalau, biogas dari kelapa sawit masih dalam tahap perkembangan. Hingga kabar gembiranya pasa 2019 lalu PLT Biogas POME berhasil didirikan. Hal ini menjadi tentunya banyak memberikan manfaat, yaitu sebagai berikut.

Solusi Energi Listrik di Daerah yang Sulit Dijangkau

Pengembangan energi terbarukan memang dibutuhkan agar bisa dimanfaatkan secara massif. Dengan demikian, sumber listrik tidak hanya bisa dinikmati kalangan tertentu saja. Pemanfaatan POME sebagai bahan pembangkit listrik tentunya menjadi kabar membahagiakan. 

Terutama untuk daerah yang sulit dijangkau oleh energi listrik, biasanya area tersebut juga berada di sekitar pengolahan kelapa sawit. Masyarakat sekitar pabrikan sawit pun bisa merasakan energi listrik untuk berbagai macam kebutuhan. 

Optimalisasi Waste To Energy

Waste to Energy memang semakin dikembangkan di berbagai negara, tak terkecuali di Indonesia. Singkatnya, konsep ini dilakukan dengan mengubah sampah menjadi energi dalam bentuk panas atau listrik. 

Pembangunan PLT Biogas POME pada dasarnya juga menjadi bentuk kontribusi Indonesia dalam menurunkan Emisi GRK dunia sebesar 29%. Oleh karena itu, biogas dari limbah kelapa sawit ini merupakan opsi penyediaan energi terbarukan yang ramah lingkungan di tanah air.

Mengurangi  Ketergantungan Pada Energi Fosil

Perlu diketahui bahwa tingkat ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil tergolong masih tinggi. Per tahun 2020 lalu, perhitungan emisi sementara mencapai 579 juta ton karbon dioksida. Adanya pemanfaatan biogas dari limbah kelapa sawit sebenarnya untuk meminimalisir hal ini.

Mengingat energi fosil sendiri jumlahnya terbatas dan tidak terbarukan. Terlebih Indonesia sendiri memiliki target bauran energi baru sebesar 23% di tahun 2025. 

Alternatif Energi Listrik untuk Pabrik Pengolahan Sawit

Pabrik pengolahan kelapa sawit juga tidak jauh berbeda dengan industri lainnya, yaitu membutuhkan pasokan listrik cukup besar. 

Penemuan ini menjadi alternatif yang menggantikan konsumsi gas maupun bahan bakar lainnya dalam proses produksi minyak sawit mentah (CPO).

Limbah cair dari pabrik pengolahan sawit sendiri bisa mencapai 120,2 juta ton dari produksi minyak sawit mentah. Adapun POME tersebut berpotensi bisa diolah menjadi 1m5 Giga Watt listrik. Dengan kata lain, hal ini bisa mengurangi impor LPG secara signifikan. 

Biogas dari limbah kelapa sawit memang bermanfaat bagi pabrik pengolahan, masyarakat, dan tentunya lingkungan. Limbah lain dari kelapa sawit yang telah banyak diekspor yaitu cangkang kelapa sawit. Jika Anda tertarik untuk mendapatkan cangkang sawit berkualitas, Anda bisa mengunjungi website kami atau klik di sini untuk order.